MENGAPA REPUTASI MLM JELEK


Saya kemaren melakukan sebuah survey di kampus saya.
Saya menghampiri 10 teman saya, dan saya memberikan mereka 2 pertanyaan:
1. Lo tau MLM ga? Atau Network Marketing?
2. Menurut lo MLM sesuatu yang negatif atau positif?
HASIL SURVEY:
1. Iya: 9 Tidak: 1
2. Negatif: 7 positif: 1 netral: 1 gak tau: 1
Dari hasil survey tersebut, sudah bisa disimpulkan bahwa pandangan umum terhadap MLM/Network Marketing kurang baik.
Pertanyaannya, mengapa konotasi MLM bisa seperti itu?
Tentu saja bagi orang yang sudah mengerti mekanisme MLM, MLM merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan.
Lebih lagi, manusia dilahirkan dengan pikiran yang netral. Manusia tidak dilahirkan dan secara otomatis membenci ataupun mencintai
sesuatu hal. Dari situ bisa disimpulkan bahwa segala pandangan negatif terhadap MLM berasal dari dua sumber:
1. Pengalaman
2. Perkataan orang (Lebih dominan)

Nah, mari kita bahas sumber yang pertama: pengalaman. Tentu saja, disetiap sektor bisnis, ada bisnis yang bagus, dan ada bisnis yang jelek. Contohya, The Ritz-Carlton merupakan hotel yang sangat berkelas dan mewah. Di sisi lain, ada juga hotel yang kamarnya penuh dengan serangga dan dihiasi oleh kotoran. Sama seperti MLM. Ada MLM yang sah, dengan sistem pembayaran bonus yang baik, dan ada juga MLM dengan sistem pembayaran bonus yang sampah, dan bertujuan untuk menipu anda. MLM yang kurang baik contohnya MLM dengan system pyramid scheme.
Sayangnya, sebagian besar orang tidak bisa membedakan antara MLM yang baik dengan MLM yang tidak bermutu. Oleh karena itu, orang yang terjebak dalam pyramid scheme akan sangat dirugikan dan akan memiliki pandangan yang buruk terhadap industri Multi-level marketing.
Adapun orang yang mengikuti MLM yang sah, dan tidak mendapatkan keuntungan yang memuaskan. Oleh karena itu, mereka juga memiliki pandangan yang buruk terhadap industri MLM.
Sekarang, mari kita bahas sumber yang kedua: Perkataan orang. Seringkali, orang yang secara empiris tidak puas dengan MLM akan menyebar berita bahwa MLM itu JELEK. Mereka akan berkata ke teman-temannya: “eh, lo kalo ditawarin MLM, jangan ikut deh. Rugi!”
Teman-temannya pun saat bertanya tentang MLM akan diberi jawaban: “MLM jelek! ngapain ikut gituan dah?” Mereka melihat prestasi temannya yang kurang baik dalam MLM, dan langsung berpendapat bahwa MLM itu jelek.
Bukannya belajar dari yang sukses, tapi malah terpengaruhi oleh yang tidak berhasil.
Itu menurut saya aneh, Kenapa? Karena mereka melihat MLM sebagai bisnis yang jelek, hanya karena banyak yang tidak berhasil.
Sekarang, mari kita berpikir secara realistis.
Dari 1000 orang yang ingin menjadi artis, kira-kira berapa yang go international?
Dari 1000 orang yang ingin jago gitar, kira-kira berapa yang beneran jadi jago?
Dari 1000 orang yang ingin turun 20kg, kira-kira berapa orang yang bener-bener turun 20kg?
Dari 1000 orang yang ingin start-up bisnis, kira-kira berapa orang yang sukses?
Jawabannya: sangat sedikit.
Terus kenapa hanya MLM yang diberi konotasi jelek?
Banyak orang yang INGIN menjadi artis. Kenapa? Karena mereka ingin menjadi seperti artis-artis yang mereka tonton di TV.
Banyak orang yang TIDAK INGIN mendalami MLM. Kenapa? Karena mereka tidak ingin seperti teman-teman mereka yang tidak berhasil.
Dari situ kita bisa melihat mindset yang sangat berbeda. Di kasus yang pertama, mindset yang digunakan adalah memandang orang yang sudah sukses. Di kasus yang kedua, mindset yang digunakan adalah memandang orang yang tidak berhasil. Mengapa orang tidak belajar dari pemain MLM yang sukses? Karena mereka terlalu terpaku kepada sisi negatif MLM, dan mengabaikan sisi positifnya. Padahal, SETIAP INDUSTRI MEMILIKI SISI NEGATIF. Bukan cuma MLM! Lebih lagi, banyak sekali orang yang mendapatkan financial freedom dari MLM. Contohnya Tim sales. Dia seorang multi-level marketer asal amerika serikat yang sangat menginspirasi. Anda bisa cari video-video dia di youtube. Videonya sangat mendidik dan membuka pikiran.
Nah selajutnya.
Coba perhatikan skenario berikut:
Skenario 1:
A: Eh, gw pengen ikut MLM deh kayaknya.
B: Ngapain lo? Jelek ituu MLM.
Skenario 2:
A: Eh kemaren gw nonton konser Paul Gilbert. Sumpah dia jago banget gitarnya! Gw bisa ga ya kayak gitu?
B: Wah hahaha pasti bisalah! Latian aja yang banyak!
Padahal, rata-rata orang yang ingin jago main gitar, hanya mentok di belajar kunci-kunci dasar.
Rata-rata orang yang memulai bisnis, hanya mentok memperoleh pendapatan yang pas-pasan, dan pada akhirnya fokus ke karir lain.
Harga gitar bisa jutaan, dan harga untuk memulai bisnis bisa puluhan bahkan RATUSAN juta.
Rata-rata biaya join MLM berkisar dari puluhan ribu, sampai dengan beberapa juta. Lebih lagi, rata-rata anggota MLM
juga BALIK MODAL.
MLM ITU SAMA SEPERTI SETIAP USAHA YANG KITA JALANKAN.
Ga semua orang yang ingin membentuk badannya di gym mencapai tujuannya, dan ga semua orang yang ikut MLM akan berhasil.
Jadi mengapa hanya MLM yang dicap jelek dari persentase keberhasilannya?
Ada juga yang mencap MLM jelek dari kerugian yang dialami anggotanya. Padahal, kerugian yang mereka alami tidak ada apa apanya
jika dibandingkan dengan kerugian yang dialami banyak pemain saham. Pemain saham itu bisa rugi miliaran rupiah dalam hitungan menit. Kalo di MLM rugi, kerugian maksimal yang bisa dialamai hanya senilai biaya daftar. Itupun juga ga masalah, karena sebagian besar MLM memberikan anda produk senilai biaya daftar saat anda mendaftarkan diri.
Kalo anda perhatikan, saya belum sekalipun menggunakan kata gagal saat membahas MLM. Kenapa?
Karena di MLM yang baik, anda tidak bisa gagal. Yang ada belum berhasil. Rata-rata orang yang ikut MLM dan tidak balik modal itu
mengalami kerugian karena TIDAK BERUSAHA. Sama saja seperti orang yang tidak jago gitar dan tidak turun 20kg. Ya karena TIDAK BERUSAHA.
Nah sebetulnya bukan cuma 2 pertanyaan yang saya berikan kepada 10 teman saya. Bagi yang menjawab “negatif” terhadap pertanyaan “Menurut lo MLM sesuatu yang negatif atau positif?”, saya suruh mereka beri penjelasan. Dan anda tahu dari 7 orang itu ada berapa orang yang mampu menjelaskan jawaban mereka secara logis dan akurat? 0
Mengapa? Karena mereka tidak mengerti industri MLM, sehingga gampang terpengaruh oleh perkataan orang lain.
Quotes dari Bill Gates: “If I would be given a chance to start all over again, I would choose Network Marketing.”